Raya Haba-Serbuan kelompok Taliban ke bandara kota Kandahar, Afghanistan menewaskan sedikitnya 18 orang. Dilaporkan Taliban masih menyandera enam orang di kompleks bandara tersebut.
"Operasi berlangsung sangat lambat, ketika Taliban menyandera enam orang termasuk dua wanita dan dua anak-anak, jadi kami harus bertindak hati-hati," ujar komandan korps militer 205 Atal di wilayah Kandahar, Dawood Shah Wafadar seperti dilansir Reuters, Rabu (9/12/2015).
Disebutkan Wafadar, sedikitnya 18 korban tewas terdiri atas personel tentara Afghanistan dan warga sipil setempat. Sebanyak 11 orang lainnya, termasuk dua wanita mengalami luka-luka. Sedangkan 9 anggota Taliban dilaporkan tewas dalam baku tembak. Sementara lima anggota Taliban lainnya masih terus melakukan penyanderaan dan terlibat baku tembak dengan tentara Afghanistan hingga kini.
Terdapat perbedaan penghitungan korban tewas oleh otoritas setempat. Secara terpisah, juru bicara Gubernur Provinsi Kandahar, Samim Khpalwak seperti dilansir AFP, menyebut korban tewas mencapai 8 orang yang terdiri atas warga sipil dan tentara Afghanistan.
Penyerbuan ini, menurut otoritas setempat, berawal ketika Taliban menyerang area perimeter kompleks yang dijaga ketat pada Selasa (8/12) malam waktu setempat. Mereka menguasai sebuah sekolah yang ada di area permukiman warga setempat.
"Penyerbuan dimulai sekitar pukul 18.00 waktu setempat (8/12) dan semakin intens pada malam hari. Tentara (Afghanistan) menyerukan penyerang Taliban untuk membiarkan wanita dan anak-anak pergi, tapi mereka menolak. Kami bisa mendengar suara teriakan anak-anak sepanjang penyerbuan," tutur mahasiswa setempat yang tinggal di dalam kompleks, Izatullah (30) kepada AFP.
Kandahar yang merupakan kota kedua terbesar di Afghanistan memiliki bandara sipil dan juga pangkalan militer besar yang menjadi rumah ribuan personel NATO yang ditugaskan di Afghanistan. Secara terpisah, juru bicara misi NATO menyatakan tidak ada laporan korban tewas dari kalangan tentara internasional.
Dalam pernyataannya, Taliban mengklaim 150 tentara Afghanistan tewas dalam serbuan itu. Namun penghitungan ini dianggap terlalu melebih-lebihkan.
"Operasi berlangsung sangat lambat, ketika Taliban menyandera enam orang termasuk dua wanita dan dua anak-anak, jadi kami harus bertindak hati-hati," ujar komandan korps militer 205 Atal di wilayah Kandahar, Dawood Shah Wafadar seperti dilansir Reuters, Rabu (9/12/2015).
Disebutkan Wafadar, sedikitnya 18 korban tewas terdiri atas personel tentara Afghanistan dan warga sipil setempat. Sebanyak 11 orang lainnya, termasuk dua wanita mengalami luka-luka. Sedangkan 9 anggota Taliban dilaporkan tewas dalam baku tembak. Sementara lima anggota Taliban lainnya masih terus melakukan penyanderaan dan terlibat baku tembak dengan tentara Afghanistan hingga kini.
Terdapat perbedaan penghitungan korban tewas oleh otoritas setempat. Secara terpisah, juru bicara Gubernur Provinsi Kandahar, Samim Khpalwak seperti dilansir AFP, menyebut korban tewas mencapai 8 orang yang terdiri atas warga sipil dan tentara Afghanistan.
Penyerbuan ini, menurut otoritas setempat, berawal ketika Taliban menyerang area perimeter kompleks yang dijaga ketat pada Selasa (8/12) malam waktu setempat. Mereka menguasai sebuah sekolah yang ada di area permukiman warga setempat.
"Penyerbuan dimulai sekitar pukul 18.00 waktu setempat (8/12) dan semakin intens pada malam hari. Tentara (Afghanistan) menyerukan penyerang Taliban untuk membiarkan wanita dan anak-anak pergi, tapi mereka menolak. Kami bisa mendengar suara teriakan anak-anak sepanjang penyerbuan," tutur mahasiswa setempat yang tinggal di dalam kompleks, Izatullah (30) kepada AFP.
Kandahar yang merupakan kota kedua terbesar di Afghanistan memiliki bandara sipil dan juga pangkalan militer besar yang menjadi rumah ribuan personel NATO yang ditugaskan di Afghanistan. Secara terpisah, juru bicara misi NATO menyatakan tidak ada laporan korban tewas dari kalangan tentara internasional.
Dalam pernyataannya, Taliban mengklaim 150 tentara Afghanistan tewas dalam serbuan itu. Namun penghitungan ini dianggap terlalu melebih-lebihkan.
Post a Comment