
Menristek Dikti M Nasir mengatakan bahwa skripsi, tesis, dan disertasi termasuk dalam arsip negara. Oleh sebab itu, penangannya tidak boleh sembarangan.
"Idealnya tetap disimpan meski sudah didigitalisasi," kata Nasir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/3/2016).
Nasir mengakui bahwa ada keterbatasan tempat untuk terus menerus menyimpan karya ilmiah. Arsip pasif seperti skripsi, tesis, dan disertasi minimal disimpan hingga 10-20 tahun.
"Harus difiling 10-20 tahun. Setelah itu digitalisasi lalu dihanguskan agar tidak ditiru orang," ungkap mantan Rektor Undip ini.
Nasir tidak mengizinkan bila naskah karya ilmiah dibuang begitu saja. "Nanti bisa dijiplak orang," imbuhnya.
Dia tetap menekankan kondisi ideal bahwa seharusnya karya ilmiah itu tetap disimpan. Terkait kasus di UIN Makassar, Nasir mengatakan bahwa itu bukan kewenangannya karena UIN di bawah Kemenag.
UIN Alaudin sendiri menilai pembuangan skripsi, tesis, dan disertasi merupakan langkah prosedural. Mereka telah memindahkan karya ilmiah itu ke format digital. Selain itu, mereka beralasan tempat penyimpanan tidak layak.
Sumber: report4seterkini.blogspot.co.id
Post a Comment