0


Raya Haba- Aceh merupakan salah satu daerah di nusantara yang memiliki tradisi kuliner yang kuat. Begitu pula dalam hal makanan ringan atau cemilan. Salah satu cemilan tradisional khas Aceh yang masih bertahan hingga kini adalah keukarah atau kue karah. Kue kering yang memiliki rasa manis dan renyah ini menjadi teman yang pas saat bersantai sambil menikmati secangkir kopi khas Tanah Rencong.

Keukarah Yang Sudah di Paket

Sepintas, tampilan fisik keukarah seperti jaring  atau hampir mirip dengan sarang burung, pada umumnya keukarah berwarna putih kecokelatan, cokelat kemerahan. Dengan aroma khas karamel, yang muncul dari gula pasir yang ditambahkan dalam adonan. Paduan dari kedua bahan tersebut membuat kue kering ini memiliki tekstur yang renyah dan bercita rasa manis.



Proses pembuatan keukarah terbilang sederhana. Tepung beras diencerkan dengan air dan ditambahkan gula pasir. Adonan yang telah tercampur rata lalu dimasukkan ke dalam cetakan dari batok kelapa yang sudah dilobangin sebesar paku ukuran 1/2inc dengan jumlah yang bervariasi. Adonan yang keluar dari lubang-lubang cetakan segera ditampung di dalam minyak yang sudah dipanaskan sambil terus digoyang agar membentuk jejaring yang saling bertumpuk. Proses pembuatannya menuntut kegesitan tinggi karena adonan ini mudah hangus jika terlalu lama dipanaskan.
Proses Pembuatan Keukarah



Keukarah dapat dengan mudah ditemui di kios oleh-oleh khas Aceh atau dipasar-pasar tradisional di Aceh Seperti yang terdapat dipasar tradisional Grong-Grong, Kota Sigli Kabupaten Pidie. Kue ini juga disebut 'kue sarang burung' (eumpueng miriek) karena bentuknya hampir sama dengan sarang burung. Selain di Aceh, penganan yang mirip dengan keukarah juga dapat ditemui di Sumatera Barat, tetapi tidak sepopuler di Aceh.

Post a Comment

 
Top