0

Raya Haba- Negara-negara Arab menyerukan kepada dunia internasional untuk merespon krisis politik di Yaman, setelah kelompok pemberontak Syiah Houthi mengumumkan telah mengambil alih kekuasaan negara itu. Kelompok pemberontak Houthi mengatakan telah membubarkan parlemen dan menunjuk sebuah dewan yang bertindak sebagai presiden.

Sementara, kelompok-kelompok politik lainnya -yang menjadi pesaing kelompok Houthi- mengecam langkah ini sebagai kudeta. Kelompok Houthi telah menguasai ibukota Sanaa pada September 2014, dan memaksa Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi mundur dari jabatannya pada Januari lalu.

Yaman saat ini tengah memerangi kelompok Al Qaeda dengan bantuan pesawat tak berawak milik AS.

Walaupun adanya pengambilalihan kekuasaan di Yaman, AS mengatakan, akan terus bekerja sama dengan Yaman dalam memerangi kelompok terorisme. enduku 
Pendukung kelompok Houthi merayakan pengambilalihan kekuasaan politik di Yaman.

Pengaruh Iran?
Para pejabat di Bahrain, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Kuwait menyatakan prihatin terhadap perkembangan politik terbaru di Yaman. "Ada semacam sikap yang sama agar dunia internasional perlu mengambil posisi yang lebih kuat dalam melihat krisis di Yaman," kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kantor berita Reuters.
"Ada kekhawatiran tentang pengaruh Iran dengan apa yang terjadi di Yaman," tambah pejabat itu.
Para pemimpin kelompok Houthi mengumumkan pengambilalihan kekuasaan politik di Istana merdeka di kota Sana'a.

Iran sebelumnya dituduh memberikan dukungan keuangan dan militer kepada kelompok Houthi, namun tuduhan ini selalu dibantah oleh Teheran. AS dan PBB juga memprihatinkan terhadap pengambilalihan kekuasaan politik di Yaman.

Pengumuman kelompok Houthi itu "tidak memenuhi standar solusi berbasis konsensus", kata Departemen Luar Negeri AS.

Sumber : BBC Indonesia

Post a Comment

 
Top