 |
| Anak-anak membakar Meriam Bambu(Beude Trieng) |
Raya Haba Umumnya masyarakat Pidie adalah perantau, kebanyakan masyarakat Pidie khususnya Garot Aree dan sekitarnya ketika lebaran tiba tepatnya saat lebaran idul fitri mereka berbondong bondong pulang kampung untuk merayakan lebaran bersama dengan anggota keluarga serta kedua orang tua mereka juga dengan Ustad.
Dimalam lebaran pertama melakukan Takbir dimenasah-menasah(Mushalla) juga ada yang ikut pawai takbir yang diadakan oleh setiap kemukiman. Ada pula yang melakukan kenduri aneuk Muda(Anak Muda) disertai dengan takbir di Menasah(Mushalla) hal ini seperti terlihat di dusun Raya Garot.
 |
| Anak Muda lagi Goreng Ikan dimalam Lebaran |
 | ||
| Membungkus Nasi |
 |
| Tetua Kampung Sedang Melihat Anak Muda Memasak Ikan |
Serta dimalam Lebaran Kedua akan mengadakan pesta Tet Beude Trieng(Bakar Meriam Bambu) Serta Meriam Karbit juga Pesta kembang Api di Pinggiran Sungai Krueng Baro, kecuali bila malam lebaran kedua bertepatan dengan malam jum'at, maka pesta meriam Bambu akan diadakan pada malam lebaran ketiga. Ketika Raya Haba konfirmasi dengan salah seorang warga mereka mengatakan kami masyarakat di seputaran sungai Krueng Baro acara ini sudah menjadi tradisi setiap setahun sekali dimalam lebaran idul fitri, acara ini biasanya diisi dengan bakar meriam bambu, meriam karbit serta pesta kembang api. Dulu acara ini cuma bakar meriam bambu saja, tetapi seiring dengan waktu kami juga membakar meriam karbit serta kembang api "Jak beurangkaho jeuet uroe raya woe ugampong tet beude trieng dan Jak saweu seumaweu ngen ureung chik dan Guree"(Pergi kemana pun boleh, lebaran pulang kampung bakar meriam bambu, serta bersilaturrahmi dengan orang tua beserta dengan guru(Ustad)) itulah ulasan salah satu masyrakat yang hadir dimalam pesta Tet Beude Trieng.
Tet Beude Trieng(Bakar Meriam Bambu) adalah tradisi anak-anak muda di pinggiran Sungai Krueng Baro. Hal ini bisa dilihat di pinggiran sungai krueng baro tepatnya di Jurong Kupula Garot.
Lihat video dibawah ini.
Post a Comment