Raya Haba- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Palestina ingin membentuk negara tanpa populasi Yahudi, yang disebutnya sebagai 'pembersihan etnis'. Pernyataan Netanyahu ini memicu kritikan tajam dari sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Dalam pesan videonya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/9/2016), Netanyahu menyinggung soal penghapusan permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat.
"Kepemimpinan Palestina sebenarnya menginginkan negara Palestina dengan satu prasyarat: Tidak ada Yahudi. Ada istilah untuk hal itu: Itu disebut pembersihan etnis. Dan permintaan ini berbahaya," sebut Netanyahu dalam pesan video yang dirilis Jumat (9/9) waktu setempat.
Dalam pesan videonya, seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/9/2016), Netanyahu menyinggung soal penghapusan permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat.
"Kepemimpinan Palestina sebenarnya menginginkan negara Palestina dengan satu prasyarat: Tidak ada Yahudi. Ada istilah untuk hal itu: Itu disebut pembersihan etnis. Dan permintaan ini berbahaya," sebut Netanyahu dalam pesan video yang dirilis Jumat (9/9) waktu setempat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang didukung negara Barat, telah menyatakan bahwa negara Palestina nantinya tidak akan mengizinkan satupun warga Israel untuk tinggal di dalam wilayahnya.
Pernyataan Netanyahu soal 'pembersihan etnis' itu menuai kritikan AS. Setelah mengkaji pesan video yang beredar di media sosial, juru bicara Departemen Luar Negeri, Elizabeth Trudeau, menyebut kata-kata PM Israel itu tidak pantas dan malah tidak membantu perundingan damai antara kedua pihak.
"Kami jelas menentang keras bentuk karakterisasi pihak-pihak yang menentang aktivitas permukiman atau memandangnya sebagai hambatan, yang entah bagaimana disebut sebagai pembersihan etnis Yahudi dari Tepi Barat. Kami meyakini penggunaan istilah semacam itu sangat tidak pantas dan tidak banyak membantu," tegas Trudeau.
Post a Comment